Salah satu tantangan yg dihadapi oleh Pimpinan/Leader dalam Organisasi ialah bagaimana Leader dpt menggerakkan para bawahan biar mau dan bersedia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan Organisasi.
Secara taksonomi Motivasi berasal dari kata latin Movere (bergerak).
Motivasi ialah proses pengembangan dan pengarahan sikap atau kelompok itu menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan, sesuai dengan target atau tujuan yg ingin dicapai organisasi (Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993 : 432-433).
Motivasi ialah daya pendorong yang menjadikan seorang anggota organisasi mau & rela untuk mengerahkan kemampuan, dlm bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga & waktunya untuk menyelenggarakan banyak sekali acara yg menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dlm rangka pencapaian tujuan & banyak sekali target organisasi yg telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1986 : 132).
… Motivation has to do with a set of independent / dependent variable relationship that explain the direction, and persistence of individual’s behavior, holding constant the effects of attitude, skill, and understanding of the task, and the constraints operating in the environment (Campbell & Pritchard dalam Steers and Porter, 1991 : 5).
… motivation primarily concerned with : 1) what energizes human behavior, 2) what direct or channels such behavior, and 3) how this behavior is maintained or sustained (Steers and Porter, 1991 : 6).
Dimensi Motivasi
Motivasi mengandung 3 komponen penting yang saling berkaitan erat, yaitu :
a. kebutuhan: Kebutuhan timbul dalam diri individu apabila si-individu merasa adanya kekurangan dalam dirinya ( ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang berdasarkan persepsi si-individu harus dimiliki ).
b. dorongan: Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, dalam diri si-individu akan timbul DORONGAN berupa perjuangan pemenuhan kebutuhan secara terarah.
Maka, DORONGAN biasanya berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang/individu, dan inilah INTI dari MOTIVASI.
c. tujuan
: Komponen ketiga dari motivasi ialah TUJUAN. Pencapaian TUJUAN berarti membuatkan keseimbangan dalam diri seseorang/si-individu.
Pemahaman terhadap MOTIVASI individu berkaitan pula dengan pemahaman perihal MOTIF, yaitu kebutuhan, keinginan, tekanan, dorongan, dan desakan hati yg membangkitkan & mempertahankan gairah hidup individu untuk mengerjakan sesuatu.
WOODWORTH pertama kali membuatkan pendekatan MOTIF dalam motivasi sebagai the reservoir of energy that impuls an organism to behave in certain way.
HULL kemudian menyatakan bahwa MOTIF sebagai an energizing influence with determined the intencity of behavior, and with teoritically increased along with the level of deprivation (dalam Steer & Porter, 1991 : 11).
Teori motivasi Herzberg:
Dalam teori ini, kepuasan kerja selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan (job content) atau faktor motivator, dan ketidakpuasan kerja berhubungan dengan aspek-aspek di sekitar yang berhubungan dengan pekerjaan (job context) atau faktor hygiene. Faktor-faktor ini disebut Dua Faktor Teori Motivasi dari Herzberg.
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor motivator dan factor hygiene tidak berpengaruh. Untuk meningkatkan produktivitas pegawai, administrasi harus memperhatikan faktor motivator (keberhasilan, penghargaan, tanggung jawab).
Teori motivasi Alderfer (ERG Theory):
Ada tiga kelompok inti dari kebutuhan :
- Kebutuhan akan keberadaan (existence)
- Kebutuhan berhubungan/interaksi (relatedness)
- Kebutuhan untuk berkembang (growth need)
Kebutuhan bersifat tidak bertingkat tapi bersifat kontinum, jadi kebutuha bias muncul secara bersama-sama.
Teori Motivasi Prestasi (David McCleland):
David McCleland mengemukakan bahwa intinya insan bisa berprestasi di atas kemampuan orang lain.
Ada tiga kebutuhan manusia:
- kebutuhan untuk berprestasi
- kebutuhan untuk berafiliasi
- kebutuhan untuk kekuasaan
Karakteristik orang yang berprestasi tinggi, antara lain:
Suka mengambil resiko yang moderat (moderate risk), memerlukan umpan balik yang segera, memperhitungkan keberhasilan, menyatu dengan tugas.
Teori X dan Teori Y (Douglas McGregor):
Teori ini berdasarkan asumsi-asumsi atas sifat-sifat manusia:
Teori X ; sebagian besar orang lebih suka diperintah, tidak bertanggung jawab, dan menginginkan keamanan atas segalanya
Teori Y ; orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan sanggup dipercaya, kebalikan dari teori X.
Courtesy of ............................................
Advertisement