Tabel periodik ialah susunan unsur kimia dalam bentuk tabel  yang disusun berdasarkan nomor atom (jumlah proton), konfigurasi elektron, dan  sifat kimia. Susunan ini sanggup tren periodik tertentu, contohnya unsur dengan  sifat yang ibarat berada pada satu kolom yang sama. Susunan ini juga  memperlihatkan empat blok persegi panjang dengan sifat kimia yang mirip.  Umumnya, sisi kiri tabel periodik ialah logam dan sisi kanannya ialah  non-logam.
  Baris pada tabel disebut periode, sedangkan kolomnya disebut  golongan. Enam golongan mempunyai nama ibarat unsur-unsur pada golongan 17  disebut halogen dan unsur-unsur pada golongan 18 disebut gas mulia. Tabel  periodik sanggup dipakai untuk memperoleh kekerabatan antara sifat unsur-unsur dan  memperkirakan sifat unsur gres yang sedang diteliti atau disintesis. Tabel  periodik menyediakan kerangka yang mempunyai kegunaan untuk menganalisa sifat kimia dan  dipergunakan secara luas dalam bidang kimia dan ilmu sains lainnya.
 
  Pada tahun 1869, Dmitri Mendeleev menerbitkan tabel periodik  yang pertama kali diakui secara luas. Dia mengembangkan tabelnya untuk  menggambarkan tren periodik pada sifat unsur yang sudah diketahui. Mendeleev  juga memprediksi beberapa sifat unsur yang belum diketahui yang mungkin akan  mengisi kekosongan pada tabel. Kebanyakan prediksinya benar kadab unsur-unsur  tersebut sudah ditemukan di kemudian hari. Tabel periodik Mendeleev telah  dikembangkan dan diperbaiki dengan inovasi atau sintesis unsur gres dan  perkembangan teori model gres untuk menjelaskan sifat kimia.
  Semua unsur dari nomor atom 1 (hidrogen) hingga 118  (ununoktium) telah ditemukan dan disintesis, dengan unsur terbaru (unsur 113,  115, 117, dan 118) telah dikonfirmasi oleh IUPAC pada tanggal 30 Desember 2015.  94 unsur pertama terdapat secara alami, sedangkan beberapa lainnya hanya  ditemukan sangat sedikit dan telah disintesis di laboratorium sebelum ditemukan  di alam. Unsur dengan nomor atom 95 hingga dengan 118 hanya ditemukan di  laboratorium dengan cara sintesis. Unsur 95 hingga 100 sesekali terdapat di alam  dan jumlahnya sangat sedikit. Sintesis unsur yang mempunyai nomor atom ludang keringh  besar masih dicari. Beberapa unsur radionuklida juga sanggup diproduksi di  laboratorium.
  1. Ikhtisar Tabel  Periodik
 |  | 
| Gambar 1 Tabel periodik (Sekomplitnya: Tabel Periodik dan Penjelasan Keterangan Lengkap) | 
 Masing-masing unsur kimia mempunyai nomor atom yang berbeda dan  memperlihatkan jumlah proton pada nukleusnya. Kebanyakan unsur mempunyai jumlah  neutron yang berbeda, variasi tersebut disebut isotop. Contoh, unsur karbon  secara alami mempunyai tiga isotop: masing-masing mempunyai enam proton dan  kebanyakan mempunyai enam neutron, tapi sekitar 1% yang mempunyai tujuh neutron,  dan jumlah yang sangat sedikit mempunyai delapan neutron. Isotop tidak pernah  terpisah di dalam tabel periodik dan selalu berkelompok bersama dalam satu  unsur.
  Dalam tabel periodik baku, unsur ditulis berurutan  berdasarkan kenaikan nomor atom (jumlah proton dalam nukleus di setiap atom).  Setiap perode gres dimulai ketika kulit elektron mempunyai elektron pertama.  Golongan ditentukan oleh konfigurasi elektron pada atom; unsur dengan nomor  elektron sama dalam subkulit elektron ditempatkan di golongan yang sama  (misalnya, oksigen dan selenium ditempatkan di golongan yang sama alasannya  keduanya mempunyai empat elektron dalam subkulit p terluar). Unsur  dengan sifat kimia yang ibarat umumnya ditempatkan di grup yang sama dalam tabel  periodik, meskipun di blok-f, dan beberapa pada blok-d. Unsur  di periode yang sama cenderung mempunyai sifat yang sama. Hal itu mempermemperringan dan sepele  untuk memprediksi sifat kimia sebuah unsur kalau salah satu sifat unsur di  sekelilingnya diketahui.
  Pada tahun 2016, tabel periodik mempunyai 118 unsur mulai dari  unsur 1 (hidrogen) hingga 118 (ununoktium). Unsur 113, 115, 117, dan 118 gres  disahkan secara resmi oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied  Chemistry) pada bulan Desember 2015 dengan nama resmi yang belum  ditentukan. Unsur gres tersebut ketika ini gres dinamakan sesuai nomor atomnya  (misalnya “unsur 113”) atau nama sementara sesuai kaedah sistematis ibarat  “ununtrium” dengan simbol “Uut”.
  Sebanyak 94 unsur terdapat secara alami, sedangkan 20 unsur  lainnya hanya terdapat kadab disintesis di laboratorium. Dari 94 unsur yang  terdapat secara alami, 84 diantaranya telah ada semenjak zaman purba (primordial),  sedangkan 10 lainnya hanya terjadi alasannya peluruhan rantai unsur primordial.  Tidak ada unsur yang ludang keringh berat dari einsteinium (unsur 99) diantara unsur yang  pernah diteliti dalam jumlah makroskopik dan dalam bentuk murninya.
  2. Metode Pengelompokan dalam Tabel  Periodik
 2.1. Golongan pada Tabel Periodik
 Golongan ialah kolom vertikal pada tabel periodik. Golongan  biasanya mempunyai tren periodik ludang keringh signifikan dibandingkan periode dan blok.  Teori mekanika kuantum pada struktur atom menjelaskan tren golongan bahwa unsur  dalam golongan yang sama umumnya mempunyai konfigurasi elektron yang sama pada  kulit valensi. Unsur pada golongan yang sama cenderung membuatkan sifat kimia dan  menunjukan tren sifat dengan meningkatnya nomor atom. Namun, di beberapa pecahan  tabel periodik ibarat blok-d dan blok-f, kemiripan secara  horizontal ludang keringh terlihat dibandingkan kemiripan secara vertikal.
  Berdasarkan konvensi penamaan internasional, golongan  dinomorkan secara berurutan dari nomor 1 hingga 18 dari kolom terkiri (logam  alkali) hingga kolom terkanan (gas mulia). Sebelumnya dituliskan dengan nomor  romawi. Di Amerika Serikat, penomoran romawi diikuti oleh abjad “A” kalau  golongan terdapat di blok-s atau blok-p, atau abjad “B” kalau  golongan terdapat di blok-d. Penomoran romawi dipakai sesuai dengan  digit terakhir dalam penamaan ketika ini (misalnya, unsur golongan ke-4 disebut  golongan IVB dan golongan ke-14 disebut golongan IVA). Di Eropa, penamaannya  mirip, kecuali “A” dipakai oleh golongan sebelum golongan ke-10 dan “B”  dipakai untuk golongan sehabis golongan ke-10. Setelah tahun 1988, sistem  penamaan IUPAC mulai digunakan, dan penamaan golongan sebelumnya tidak dipakai  lagi.
  Beberapa golongan dimemberikankan nama yang tidak sistematis.  Contohnya ialah golongan 17 dinamakan halogen dan golongan 18 dinamakan gas  mulia. Golongan 3 hingga 10 tidak memiiki nama sehingga dinamakan sesuai nomor  golongannya atau nama anggota pertama dalam golongan tersebut (misalnya golongan  3 disebut “golongan skandium”). Nama anggota pertama dipakai mengingat  terdapat kemiripan dan tren pada satu golongan.
  Unsur pada golongan yang sama cenderung memperlihatkan pola  jari-jari atom, energi ionisasi, dan keelektronegatifan. Dari atas ke bawah pada  sebuah golongan, jari-jari atom pada unsur meningkat. Sejak ada pemanis  tingkatan energi, elektron valensi semakin jauh dari nukleus. Dari atas, setiap  elemen berturut-turut mempunyai energi ionisasi yang semakin menurun alasannya ludang keringh  memperringan dan sepele menghilangkan elektron alasannya ikatannya semakin longgar. Sebuah golongan  dari atas ke bawah memperlihatkan penurunan keelektronegatifan 
 2.2. Periode pada Tabel Periodik
 Periode ialah baris horizontal pada tabel periodik. Meskipun  golongan pada umumnya mempunyai tren periodik yang ludang keringh signifikan, ada beberapa  pecahan dimana tren horizontal ludang keringh signifikan daripada tren golongan vertikal,  contohnya ialah blok-f dimana lantanida dan aktinida membentuk dua  substansi unsur secara horizontal.
  Unsur pada periode yang sama memperlihatkan musim pada jari-jari  atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan. Dari kiri ke  kanan pada periode, jari-jari atom biasanya menurun. Penyebabnya ialah  masing-masing unsur mengalami penambahan proton dan elektron yang menjadikan  elektron semakin mendekati nukleus. Penurunan jari-jari atom juga menjadikan  terjadinya peningkatan pada energi ionisasi dari kiri ke kanan periode. Semakin  rapat ikatan unsur tersebut, maka semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk  menghilangkan sebuah elektron. Keelektronegatifan juga meningkat alasannya terdapat  tarikan pada elektron oleh nukleus. Afinitas elektron memperlihatkan tren sedikit  pada periode. Logam (sisi kiri dari periode) umumnya mempunyai afinitas elektron  ludang keringh rendah dibandingkan non-logam (sisi kanan dari periode), dengan  pengecualian pada gas mulia.
 2.3. Blok pada Tabel Periodik
|  | 
| Gambar 2 Dari kiri ke kanan: blok s, f, d, p pada tabel periodik | 
 Kawasan spesifik pada tabel periodik sanggup disebut “blok” yang  memperlihatkan urutan di kulit elektron mana sebuah unsur ditempatkan.  Masing-masing blok dinamakan berdasarkan sub-kulit dimana elektron terakhir  ditempatkan. Blok-s terdiri dari dua golongan pertama (logam alkali dan  alkali tanah) termasuk hidrogen dan helium. Blok-p terdiri dari enam  golongan yang terakhir yaitu golongan 13 hingga 18 dalam sistem penamaan  golongan IUPAC (3A hingga 8A di sistem penomoran golongan Amerika Serikat) dan  mengandung tiruana logan transisi. Blok-f, terkadang menggantikan pecahan  bawah tabel periodik, tidak mempunyai nomor golongan dan terdiri dari lantanida  dan aktinida.
 2.4. Logam, Metaloid, dan Non-Logam pada Tabel Periodik
|  | 
| Gambar 3 IIII Logam, IIII metaloid, IIII non-logam, dan IIII unsur yang sifat kimianya tidak diketahui. | 
 Berdasarkan wujud fisik dan sifat kimia, unsur sanggup  diklasifikasikan menjadi logam, metaloid, dan non-logam. Logam pada umumnya  mengkilap, bersifat konduktor dalam bentuk padatannya, dan komponen ionnya  ibarat garam. Kebanyakan non-logam berwarna atau tidak berwarna. Non-logam  dengan non-logam mempunyai ikatan kovalen. Di antara logam dan non-logam terdapat  metaloid yang merupakan unsur di tengah dengan sifat yang bercampur.
  Logam dan non-logam sanggup diklasifikasikan lagi menjadi  sub-kategori yang memperlihatkan gradasi dari sifat metalik hingga non-metalik  (kiri ke kanan baris). Logam dibagi lagi menjadi logam alkali yang sangat  reaktif, alkali tanah yang kurang reaktif, lantanida dan aktinida, logam  transisi, dan logam pasca transisi yang struktur fisik dan kimianya lemah.  Sedangkan non-logam dibagi menjadi non-logam poliatomik, yang paling erat  dengan metaloid dan memperlihatkan beberapa sifat logam; non-logam diatomik, yang  merupakan non-logam esensial; dan gas mulia monoatomik, yang hampir bersifat  lembam.
  Menempatkan unsur ke kategori atau sub-kategori berdasarkan  sifatnya masih belum sempurna. Terdapat sebuah spektrum sifat di masing-masing  kategori. Misalnya radon yang diklasifikasikan sebagai non-logam dan gas mulia  meskipun sifat kationnya ludang keringh menjurus ke logam. Pengkategorian ibarat ini  telah ada semenjak tahun 1868 kadab Hinrichs membagi unsur menjadi dua yaitu logam  dan non-logam atau gas.
 3. Tren Periodik3.1. Konfigurasi Elektron
Sekomplitnya: Konfigurasi Elektron (Artikel Lengkap)
|  | 
| Gambar 4 Urutan penyusunan kulit dan subkulit berdasarkan peningkatkan energi berdasarkan aturan Madelung | 
 Konfigurasi elektron atau susunan elektron yang mengelilingi  atom netral memperlihatkan pola atau periode yang berulang-ulang. Elektron  menpeduli kulit elektron (dinomorkan dengan kulit ke-1, kulit ke-2, dan  seterusnya). Masing-masing kulit terdiri dari satu atau ludang keringh subkulit  (dinamakan s, p, d, f, dan g).  Seiring dengan peningkatan nomor atom, elektron akan mengisi kulit dan subkulit  tersebut secara progresif berdasarkan aturan Madelung atau aturan penempatan  energi, ibarat yang terlihat pada Gambar 4. Contohnya, konfigurasi elektron  untuk neon ialah 1s2 2s2 2p6. Dengan nomor  atom 10, neon mempunyai dua elektron pada kulit pertama, dan delapan elektron  pada kulit kedua—dua di subkulit s dan enam di subkulit p.  Pada ketentuan tabel periodik, elektron pertama yang mengisi kulit gres menandai  dimulainya periode baru. Posisi tersebut diisi dengan hidrogan dan logam  alkali.
 |  | 
| Gambar 5 Tren tabel periodik (tanda panah memperlihatkan peningkatan) | 
 Sejak sifat unsur kebanyakan ditentukan oleh konfigurasi  elektron, sifat unsur juga memperlihatkan pola atau periode yang berulang-ulang.  Contohnya ialah ibarat gambar di atas untuk jari-jari atom, energi ionisasi,  dan afinitas elektron.
 3.2. Jari-Jari Atom
|  | 
| Gambar 6 Grafik nomor atom terhadap jari-jari atom | 
 Jari-jari atom bervariasi pada tabel periodik dengan ukuran  yang sanggup diprediksi dan dijelaskan. Contoh, jari-jari umumnya berkurang  sepanjang periode pada tabel periodik dari logam alkali hingga gas mulia; dan  meningkat kadab ke bawah masing-masing golongan. Jari-jari atom meningkat  drastis antara gas mulia di setiap simpulan periode menuju logam alkali di  permulaan periode memberikankutnya. Tren pada jari-jari atom (dan sifat fisik dan  kimia unsur lainnya) sanggup dijelaskan dengan teori kulit elektron pada atom. Hal  ini menjadi bukti penting untuk mengembangkan dan mengakui teori kuantum.
  Elektron pada subkulit 4f dimana elektron tersebut terisi dari  serium (unsur 58) dan iterbium (unsur 70), tidak besar lengan berkuasa pada peningkatan  beban nuklir dari sub-kulit. Unsur tersebut sekadab mengikuti lantanida yang  mempunyai jari-jari atom ludang keringh kecil dari yang diperkirakan. Karenanya, hafnium  mempunyai jari-jari atom (dan sifat kimia) yang sama dengan zirkonium, dan  tantalum mempunyai jari-jari atom yang ibarat dengan niobium. Ini dikenal sebagai  kontraksi lantanida. Pengaruh kontraksi lantanida tersebut terdapat hingga  platina (unsur 78). Unsur sehabis itu ditutupi oleh jawaban relativitas yang  dikenal sebagai jawaban pasangan inert. Kontraksi blok-d mempunyai jawaban  yang ibarat dengan unsur antara blok-d dan blok-p, jarang  disebut sebagai kontraksi lantanida namun terjadi alasannya penyebab yang sama.
 3.3. Energi Ionisasi
|  | 
| Gambar 7 Energi ionisasi: masing-masing periode dimulai dari minimum untuk logam alkali, dan berakhir pada tingkat maksimum untuk gas mulia. | 
 Energi ionisasi pertama ialah energi yang dipakai untuk  menghilangkan satu elektron dari sebuah atom, energi ionisasi kedua ialah  energi yang dipakai untuk menghilangkan elektron kedua dari atom, dan  seterusnya. Untuk atom, peningkatan energi ionisasi sebanding dengan tingkat  ionisasi. Contohnya magnesium yang tingkat energi ionisasi pertamanya ialah 738  kJ/mol dan yang kedua ialah 1450 kJ/mol. Semakin erat orbital elektron dengan  nukleus, maka semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan  elektron. Energi ionisasi semakin meningkat ke atas dan ke kanan di tabel  periodik.
  Energi ionisasi sangat besar terjadi kadab menghilangkan  elektron dari gas mulia yang setiap kulitnya terisi penuh. Untuk magnesium, dua  energi ionisasi magnesium yang pertama (seperti yang telah dijelaskan di  paragraf sebelumnya) bisa menghilangkan dua elektron 3s, energi ionisasi ketiga  ludang keringh besar yakni 7730 kJ/mol untuk menghilangkan elektron 2p dari konfigurasi  Mg2+ yang ibarat dengan neon yang sangat stabil.
 3.4. Keelektronegatifan
|  | 
| Gambar 8 Grafik memperlihatkan peningkatan keelektronegatifan | 
 Keelektronegatifan ialah kecenderungan sebuah atom untuk  menarik elektron. Keelektronegatifan sebuah atom dipengaruhi oleh nomor atom dan  jarak antara elektron valensi dan nukleus. Semakin tinggi keelektronegatifannya,  semakin banyak unsur sanggup  menarik elektron. Keelektronegatifan pertama kali  dicetuskan oleh Linus Pauling pada tahun 1932. Umumnya, keelektronegatifan  meningkat dari kiri ke kanan dalam periode, dan menurun pada penurunan dalam  golongan. Karenanya, fluor ialah unsur dengan tingkat keelektronegatifan paling  tinggi, dan sesium ialah yang terendah.
  Terdapat beberapa pengecualian pada aturan umum ini. Galium dan  germanium mempunyai keelektronegatifan ludang keringh tinggi dari aluminium dan silikon  alasannya kontraksi blok-d. Unsur pada periode ke-4 sehabis golongan  pertama logam transisi biasanya mempunyai jari-jari atom yang kecil, dan semakin  kecil jari-jari atom maka semakin tinggi keelektronegatifannya.
 3.5. Afinitas Elektron
Sekomplitnya: Afinitas Elektron (Artikel Lengkap)
|  | 
| Gambar 9 Grafik tingkat afinitas elektron di setiap nomor atom | 
 Afinitas elektron pada sebuah atom ialah jumlah energi yang  dihasilkan kadab sebuah elektron dimasukkan ke sebuah atom netral untuk  membentuk ion negatif. Meskipun afinitas elektron sangat bervariasi, beberapa  pola muncul. Umumnya, nonlogam mempunyai ludang keringh banyak evaluasi afinitas elektron  positif dibandingkan logam. Afinitas elektron pada gas mulia tidak sanggup diukur  secara meyakinkan, gas mulia mungkin mempunyai sedikit evaluasi negatif.
  Afinitas elektron umumnya meningkat sepanjang periode. Ini  dikarenakan kulit valensi semakin terisi di atom. Golongan atom ke-17  menghasilkan ludang keringh banyak energi daripada golongan pertama alasannya kulit  valensinya terisi penuh sehingga ludang keringh stabil.
  Tren penurunan afinitas elektron dari atas ke bawah pada  golongan sanggup dijelaskan. Penambahan elektron akan memasuki orbital terjauh  dari nukleus. Elektron ini kurang memmemberikankan gaya tarik terhadap nukleus dan  menghasilkan energi yang sedikit kadab dimasukkan. Namun, semakin ke bawah  golongan, sekitar sepertiga unsur mengalami abnormalitas yaitu unsur semakin berat  mempunyai afinitas elektron semakin besar pula.
 3.6. Sifat Logam
 Semakin rendah evaluasi energi ionisasi, keelektronegatifan, dan  afinitas elektron, maka unsur tersebut semakin memperlihatkan sifat logamnya.  Sebaliknya, sifat non-logam ialah mempunyai evaluasi yang tinggi pada ketiga tren  periodik tersebut. Berdasarkan hal tersebut, sifat logam cenderung menurun  sepanjang periode dan meningkat kebawah golongan. Unsur paling bersifat logam  (seperti sesium dan fransium) ditemukan di pojok bawah kiri tabel periodik dan  unsur paling bersifat non-logam (oksigen, flor, klor) di pojok kanan atas.  Kombinasi antara tren logam secara horizontal dan vertikal inilah yang membentuk  batas berbentuk tangga antara logam dan non-logam. Di batas berbentuk tangga itu  terdapat metaloid.
  4. Sejarah Perkembangan Tabel  Periodik
 4.1. Upaya Pengelompokkan Awal
Sekomplitnya: 8 Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur (Materi Lengkap)
 Pada tahun 1789, Antoine Lavoisier menerbitkan daftar 33 unsur  kimia dan mengelompokkannya menjadi gas, logam, non-logam, dan tanah. Kimiawan  menghabiskan waktu beberapa masa untuk mencari sistem penjabaran yang paling  presisi.
  Pada tahun 1829, Johann Wolfgang Döbereiner menemukan bahwa  unsur-unsur sanggup dikelompokkan berdasarkan triade yang didasarkan oleh sifat  kimianya. Contoh, lithium, sodium, dan potasium dikelompokkan di triade sebagai  logam halus dan reaktif. Dobereiner juga menemukan bahwa kalau unsur disusun  berdasarkan massa atom, anggota kedua masing-masing triade kurang ludang keringh sama  dengan rata-rata massa atom pertama dan ketiga. Hukum ini disebut triade Dobereiner. Kimiawan Jerman Leopold Gmelin  mengembangkan triade ini, dan pada tahun 1843 beliau berhasil mengidentifikasi 10  triade, 3 kelompok memberikansi empat unsur, dan 1 kelompok memberikansi lima unsur.  Jean-Baptiste Dumas menerbitkan karyanya pada tahun 1857 yang menyatakan  kekerabatan antara kelompok logam. Meskipun banyak kimiawan sanggup mengidentifikasi  kekerabatan antara kelompok kecil dalam unsur, mereka sanggup menciptakan satu sketsa yang  sanggup meliputi tiruananya.
  Pada tahun 1857, kimiawan Jerman August Kekulé menemukan bahwa  karbon sesekali mempunyai empat atom lain yang terikat dengannya. Contohnya  metana yang mempunyai satu atom karbon dan empat atom hidrogen. Konsep ini  selanjutnya dikenal sebagai valensi yang memperlihatkan nomor atom.
  Pada tahun 1862, geolog Perancis Alexandre-Emile Béguyer de  Chancourtois menerbitkan bentuk awal tabel periodik yang beliau sebut telluric  helix. Dia ialah orang pertama yang melihat periodisitas unsur.  Unsur-unsur disusun berbentuk spiral dan ditulis dalam tabung silinder  berdasarkan kenaikan massa atom. Chancourtois memperlihatkan bahwa unsur dengan  sifat ibarat tampak dalam interval pendek. Tabelnya termasuk beberapa ion dan  komponen sebagai pemanis pada unsur. Karyanya juga ludang keringh banyak dipakai untuk  keperluan geologi ketidak seimbang kimia dan tidak termasuk diagram. Akibatnya,  karyanya menerima sedikit perhatian hingga hasil karya Dmitri Mendeleev.
  Pada tahun 1864, kimiawan Jerman Julius Lothar Meyer  menerbitkan tabel dengan 33 unsur yang disusun berdasarkan valensi. Tabel  tersebut memperlihatkan bahwa unsur dengan sifat ibarat sesekali membuatkan valensi  yang sama. Bersamaan dengan itu, kimiawan Inggris William Odling menerbitkan  susunan 57 unsur yang disusun berdasarkan massa atom, meskipun dengan beberapa  penyimpangan dan celah.
 |  | 
| Gambar 10 Tabel periodik Newlands | 
 Kimiawan Inggris John Newlands menerbitkan seri paper dari  tahun 1863 hingga 1866 yang menyatakan bahwa unsur disusun berdasarkan  peningkatan massa atom dan kemiripan sifat fisik dan kimia. Interval yang ia  gunakan ialah 8 interval yang menggandakan periodisitas tangga nada musik.  Pengelompokkan ini kemudian disebut aturan oktaf. Namun, hasil penemuannya diejek  oleh ilmuwan satu angkatan Newlands dan komunitas kimia tidak mau menerbitkan  hasil karyanya. Meskipun demikian, Newlands tetap memakai tabel unsur  miliknya dan bahkan ia bisa memprediksi keberadaan unsur yang hilang ibarat  germanium. Komunitas kimia gres mengakui penemuannya lima tahun sehabis  Mendeleev.
  Pada tahun 1867, kimiawan Denmark yang tinggal di Amerika  Gustavus Hinrichs menerbitkan sistem periodik spiral berdasarkan spektrum atom,  massa atom, dan kemiripan kimiawi. Hasil karyanya dianggap ibarat labirin  sehingga tidak menerima pengakuan.
 4.2. Tabel Mendeleev
| 
 | 
 | 
 Kimiawan Rusia profesor Dmitri Mendeleev dan kimiawan Jerman  Julius Lothar Meyer secara independen mempublikasikan tabel periodik mereka pada  tahun 1869 dan 1870. Secara garis besar, tabel Mendeleev yang pertama kali  diterbitkan, kemduaian Meyer mengembangkan tabel Mendeleev pada tahun 1864.  Mereka berdua menciptakan tabelnya dengan mengurutkan unsur dalam baris dan kolom  berdasarkan massa atom dan memulai baris atau kolom gres kadab sifat unsur  mulai berulang.
  Pengakuain terhadap tabel Mendeleev tiba dari dua keputusan  yang ia buat. Pertama ialah meninggalkan celah pada tabel dan dianggap sebagai  unsur yang belum ditemukan. Mendeleev bukanlah kimiawan pertama yang melaksanakan  hal tersebut, namun beliau pertama kali memakai tren dalam tabel periodiknya  untuk memprediksi unsur yang hilang ibarat gallium dan germanium. Keputusan  kedua ialah terkadang mengabaikan urutan berdasarkan massa atom dan merubahnya  ke unsur yang ludang keringh mendekati, contohnya telurium dan yodium, untuk mempermemperringan dan sepele  klasifikasi. Kemudian pada tahun 1913, Henry Moseley melaksanakan penelitian  perihal reaksi nuklir atau nomor atom di setiap unsur, dan memperlihatkan bahwa  pengurutan Mendeleev benar-benar sesuai dengan urutan peningkatan nomor  atom.
  Signifikansi nomor atom terhadap penyusunan tabel periodik  belum diakui hingga keberadaan dan sifat proton dan neutron sudah dimengerti.  Tabel periodik Mendeleev yang memakai massa atom sebagai pengganti nomor  atom untuk menyusun unsur-unsur ialah yang paling presisi di masa itu. Massa  atom bekerja cukup baik di banyak kasus dan juga sanggup memprediksi unsur yang  hilang secara ludang keringh terpercaya dibandingkan tiruana metode yang telah ada.
 4.3. Versi Kedua Tabel Mendeleev dan Pengembangan Ludang keringh lanjut
|  | 
| Gambar 13 Tabel periodik Mendeleev tahun 1871 dengan 8 golongan unsur. Garis strip membuktikan unsur yang belum diketahui pada tahun 1871. | 
|  | 
| Gambar 14 Tabel periodik 8 golongan yang telah diisi oleh tiruana unsur yang telah ditemukan hingga tahun 2015. | 
 Pada tahun 1871, Mendeleev menerbitkan bentuk gres tabel  periodiknya, dengan kelompok unsur yang ibarat disusun berdasarkan kolom dan  kolom bernomor I dan VII membuktikan status oksidasi unsur. Dia juga memmemberikankan  prediksi ludang keringh detail perihal unsur yang hilang, tapi seharusnya ada. Celah  tersebut diisi oleh unsur kimia yang terdapat di alam. Unsur alam terakhir yang  ditemukan ialah fransium (Mendeleev menyebutnya sebagai “eka-caesium”)  pada tahun 1939. Sedangkan plutonium ditemukan secara sintetis pada tahun 1940,  namun pada akhirnya diidentifikasikan sebagai unsur alami primordial dengan  jumlah yang sedikit pada tahun 1971.
  Tabel periodik terpopuler yang juga disebut sebagai bentuk  baku dianggap berasal dari Horace Groves Deming. Pada tahun 1923, Deming yang  merupakan kimiawan asal Amerika Serikat, menerbitkan tabel periodik bentuk  pendek (tabel Mendeleev) dan medium (18 kolom). Merck and Company mempersiapkan  bentuk yang ludang keringh memperringan dan sepele terhadap tabel periodik 18 kolom Deming. Pada tahun 1928  tabel tersebut tersebar luas di sekolah Amerika Serikat. Pada tahun 1930 tabel  Deming muncul di buku paket dan ensiklopedia kimia. Tabel tersebut juga  didistribusikan selama beberapa tahun oleh Sargent-Welch Scientific Company.
  Dengan perkembangan teori mekanika kuantum terhadap konfigurasi  elektron pada atom, mulai terlihat bahwa setiap periode di tabel membuktikan  jumlah kulit kuantum yang terisi elektron. Atom ludang keringh besar mempunyai sub-kulit  elektron ludang keringh banyak, sehingga kemudian tabel memerlukan periode yang ludang keringh  panjang.
 |  | 
| Gambar 15 Glenn T. Seaborg. | 
 Pada tahun 1945, Glenn Seaborg, seorang ilmuwan Amerika  Serikat, menyarankan bahwa unsur aktinida dan lantanida diisi di sub-level  f. Sebelum aktinida membentuk baris keempat pada blok-d  ibarat ketika ini, kolega Seaborg menyarankannya untuk tidak mempublikasikan  saran radikalnya yang mungkin akan menghancurkan karirnya. Namun Seaborg tidak  mempermasalahkannya dan tetap mempublikasikan sarannya tersebut. Kemudian saran  Seaborg diakui kebenarannya dan ia memenangkan Hadiah Nobel kimia pada tahun  1951 atas jasanya mensintesis unsur aktinida.
  Meskipun beberapa unsur transuranium muncul secara alami, unsur  tersebut pertama kali ditemukan di laboratorium. Produksi tersebut telah  mengembangkan tabel periodik secara signifikan dimana yang pertama ialah  neptunium yang disintesis tahun 1939. Karena banyak unsur transuranium yang  sangat tidak stabil dan cepat rusak, hal itu menjadi tantangan untuk mendeteksi  dan memilih sifatnya kadab diproduksi. Terdapat perselisihan kebenaran dan  klaim penemu terhadap beberapa unsur. Unsur terbaru yang sudah disetujui dan  dimemberikan nama ialah flerofium (unsur 114) dan livermorium (unsur 116) pada  tanggal 31 Mei 2012. Pada tahun 2010, kerjasama antara Rusia dan Amerika Serikat  di Dubna, Moskow, Rusia mengklaim sanggup mensintesis enam atom ununseptium (unsur  117).
  Pada tanggal 30 Desember 2015, unsur 113, 115, 117, dan 118  diakui oleh IUPAC yang menuntaskan baris ketujuh dalam tabel periodik. Nama  dan simbol resmi masing-masing unsur kemungkinan akan diumumkan pada tahun  2016.
 5. Tabel Periodik Lainnya5.1. Variasi Penyusunan Golongan 3
 Terdapat tiga variasi tabel periodik, masing-masing dibedakan  berdasarkan penyusunan golongan 3. Skandium dan itrium terlihat sebagai dua  anggota pertama dalam golongan ini, perbedaannya muncul pada unsur  setelahnya.
  Golongan 3 ialah Sc, Y dan La, Ac. Lantanum  (La) dan aktinium (Ac) menpeduli dua posisi sebelum itrium. Varian ini ialah  yang paling umum.
  Golongan 3 ialah Sc, Y, dan Lu, Lr. Lutetium  (Lu) dan lawrensium (Lr) menpeduli dua posisi dibawah itrium.
  Golongan 3 ialah Sc, Y, dan 15 lantanida dan 15  aktinida. Dua posisi dibawah itrium memberikansi lantanida dan aktinida.
 5.2. Struktur Lain Tabel Periodik
 Setelah 100 tahun kemunculan tabel Mendeleev pada tahun 1869,  diperkirakan terdapat sekitar 700 versi tabel periodik yang sudah  dipublikasikan. Sebagian besar berbentuk persegi dan ada juga yang berbentuk  lain ibarat lingkaran, kubus, silinder, spiral, prisma oktagonal, piramida,  atau segitiga. Beberapa alternatif dikembangkan untuk menekankan pada unsur yang  sifat kimia ada fisikanya tidak terdapat di tabel periodik tradisional.
 |  | 
| Gambar 17 Tabel periodik dalam format 32 kolom | 
 Tabel periodik modern sesekali dikembangkan menjadi format 32  kolom dengan menempatkan unsur blok-f ke posisi antara blok-s  dan blok-d. Dengan demikian, kekerabatan antara blok-f dengan  blok lain dalam tabel periodik menjadi ludang keringh memperringan dan sepele terlihat. Jensen menuding  tabel 32 kolom ini menciptakan para siswa kebosanan dengan munculnya lantanida dan  aktinida yang tidak diharapkan dan sanggup dimenghilangkan.
  Struktur alternatif yang paling terkenal ialah buatan Theodor  Benfey (1960). Unsur-unsur disusun berbentuk spiral dengan hidrogen berada di  tengah dan logam transisi, lantanida, dan aktinida membentuk “tanjung”.
 |  | 
| Gambar 18 Tabel periodik spiral Theodor Benfey | 
 Kebanyakan tabel periodik berbentuk dua dimensi. Namun, bentuk  tabel tiga dimensi bahwasanya telah ada semenjak tahun 1862 (sebelum tabel dua  dimensi Mendeleev tahun 1969). Contohnya ialah Klasifikasi Periodik Courtines  (1925), Sistem Lamina Wringley (1949), Periodik spiral Giguère, dan Pohon  Periodik Dufour (1996). Bahkan, Tabel Periodik Fisika Stowe (1989) dianggap  berbentuk empat dimensi (memiliki tiga dimensi spasial dan satu dimensi  warna).
 6. Pertanyaan Terbuka dan Kontroversi Tabel  Periodik6.1. Unsur yang Sifat Kimianya Belum Diketahui
 Meskipun tiruana elemen hingga ununoktium telah ditemukan,  terdapat dua unsur yaitu copernisium (unsur 112) dan flerovium (unsur 114) yang  sifat kimianya belum diketahui. Unsur tersebut berbeda dari yang diprediksi,  kemungkinan alasannya jawaban relativitas. Contoh, flerovium diprediksi mempunyai sifat  ibarat gas mulia, meskipun ketika ini berada di golongan karbon. Hasil penelitian  terbaru mengklaim bahwa flerovium sanggup diperkirakan berdasarkan posisi tabel  periodik.
 6.2. Perkembangan Tabel Periodik Ludang keringh Lanjut
 Belum terang apakah unsur gres sanggup melanjutkan pola tabel  periodik sebagai periode 8 atau memerlukan pembiasaan ludang keringh lanjut. Seaborg  memperkirakan periode 8 sanggup mengikuti pola sebelumnya, jadi kemungkinan ada  dua unsur blok-s gres dengan nomor atom 119 dan 120, 18 unsur untuk  blok-g, dan 30 unsur pada blok-f, blok-d, dan  blok-p. Yang terbaru, fisikawan ibarat Pekka Pyykkö berteori bahwa  unsur pemanis tersebut tidak mengikuti aturan Madelung, yang memprediksi  bagaimana kulit elektron terisi dan balasannya terhadap keberadaannya pada tabel  periodik.
 6.3. Unsur dengan Nomor Atom Tertinggi yang Bisa Ditemukan
 Nomor atom tertinggi yang mungkin ditemukan tidak diketahui.  Pendapat paling awal dibentuk oleh Elliot Adams pada tahun 1911. Ia menyatakan  massa atom yang ludang keringh dari kurang ludang keringh 256 (setara dengan nomor atom antara 99  dan 100 di masa sekarang) tidak ada. Perkiraan tertinggi ialah sekitar unsur  126 berdasarkan stabilitas atom. Prediksi simpulan tabel periode lainnya ialah  unsur 128 oleh John Emsley, unsur 137 oleh Richard Feynman, dan unsur 155 oleh  Albert Khazan.
  Model atom Bohr tidak ringan dan sepele diaplikasikan oleh nomor atom yang ludang keringh  besar dari 137, alasannya memerulukan elektron 1s yang bisa berpindah ludang keringh cepat  dari c (kecepatan cahaya).
 6.4. Penempatan Hidrogan dan Helium
 Mengikuti konfigurasi elektron, hidrogen (konfigurasi elektron  1s1) dan helium (1s2) harusnya ditempatkan di golongan 1  dan 2 diatas lithium ([He]2s1) dan memberikanlium ([He]2s2).  Namun, penempatannya diluar dari konteks konfigurasi elektron. Gas mulia yang  pertama kali ditemukan sekitar tahun 1900, diketahui sebagai “golongan 0” alasannya  tidak ada reaksi kimia pada unsur ini. Sedangkan helium ditempatkan di atas  golongan tersebut.
  Sifat kimia hidrogen tidak mendekati logam alkali yang  menpeduli golongan 1. Sesekali hidrogen ditempatkan di daerah lain, yang paling  umum golongan 17. Peyebabnya ialah hidrogen termasuk non-logam univalent, sama  ibarat flor yang menpeduli daerah teratas di golongan 17. Sesekali, hidrogen  memperlihatkan sifat kimia yang sanggup dibandingkan dengan logam alkali dan halogen.  Pendapat lainnya ialah ditempatkan di atas golongan karbon di golongan 14  berdasarkan tren peningkatan evaluasi energi ionisasi dan evaluasi afinitas elektron.  Pada akhirnya, hidrogen sanggup ditempatkan di tiruana golongan alasannya sifat  kimianya yang sangat umum kalau dibandingkan dengan tiruana golongan.
  Anda sanggup  request artikel perihal apa saja, kirimkan  request Anda ke hedisasrawan@gmail.com atau pribadi saja lewat kolom komentar  :)
Advertisement
 
 

